Selasa, 27 Januari 2009

## Imlek 2560 ##












Imlek Tahun 2560 Lebih Semarak
di Pangkalpinang (Bangka)


PANGKALPINANG - Perayaan Imlek 2560 yang jatuh pada tanggal 26 Januari 2009 (kemarin.red) berlangsung semarak. Mulai dari pernak penik lampionnya ditambah banyaknya terlihat etnis Thiong Hua yang menyaksikan pertunjukan atraksi Barongsai.

Pantauan Babel Pos, Perayaan Imlek tahun 2560 yang di pusatkan di pemukiman warga-warga Thiong Hoa. Seperti di Kampung Bintang dan Semabung. Kota Pangkalpinang terlihat semakin semarak dengan banyaknya pernak pernik lampion yang bertaburan di sudut-sudut perumaham warga. Jika dibandingkan dengan perayaan Imlek tahun lalu.

Menyambut pergantian tahun dari 2559 ke 2560 atau 26 Januari 2009. Terlihat juga puluhan masyarakat etnis Thiong Hua di Pangkalpinang menggelar sembahyang "Sam Sippu".


Ritual sembahyang "Sam Sippu" yang mulai terlihat dilaksanakan masyarakat sejak Minggu (25/1) pukul 16.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB. Yang dipusatkan di tempat-tempat peribadatan warga etnis Thiong Hua di Pangkalpinang. Seperti di Klenteng Kwan Tie Miau Kota Pangkalpinang.


“Menyambut Imlek tahun 2560 atau 26 Januari 2009. Masyarakat etnis Thiong Hua biasanya menggelar sembahyang "Sam Sippu". Yaitu suatu ritual sembahyang keagamanan yang dilaksanakan setahun sekali dalam menyambut Imlek,” kata Guru Agama Khong Hu Cu (Wen se), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ng Min Hie, kemarin.

Ia juga menambahkan, dalam Ritual sembahyang "Sam Sippu" masyarakat dianjurkan membawa sesajian. Seperti kue, buah-buahan, daging ayam, daging babi, teh dan arak untuk dipersembahkan kepada tuah sebagai ungkapan rasa syukur.


“Selain melaksanakan Ritual sembahyang "Sam Sippu" masyarakat juga dianjurkan untuk melakukan sembahyang gaharu dan sembahyang Kim Ci untuk media penyampaian harapan kepada tuhan. Ritual sembahyang "Sam Sippu" biasanya ditutup dengan atraksi barongsai dan seni pertunjukan masyarakat etnis Thiong Hua
lainnya tepat pada malam pergantian tahun yaitu pukul 00.00 WIB,” ujarnya.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pangkalpinang ini juga menginginkan perayaan Imlek tahun 2560 dilakukan dengan tidak berlebihan. Dan Ia berharap dengan adanya perayaan Imlek hubungan antar sesama pemeluk agama di Pangkalpinang khususnya. Terus terjaga demi kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung.

“Perayaan Imlek itu juga merupakan pertanda berakhirnya musim dingin. Dan dimulainya musim semi. Masyarakat dituntut untuk lebih giat bekerja mencari rezeki demi kesejahteraan masyarakat, perayaan Imlek, merupakan peringatan tahun baru masnyarakat Thiong Hua. Yang dapat dijadikan salah satu objek wisata budaya yang dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan,” ujarnya.


Menurut salah seorang warga yang turut merayaan Imlek 2560, Afeng (27), meskipun disuasana krisis keuangan global saat ini, perayaan Imlek tahun ini tetap semarak.

Dengan banyaknya pernak pernik lampion yang bertaburan di sepanjang jalan di pemukiman-pemukiman warga Thiong Hua di kota Pangkalpinang.

Dan semakin bertambah semarak dengan maraknya atraksi kesenian Barongsai. Serta pesta kembang api, pada malam pargantian tahun baru, disudut-sudut Kota. (hry/babelpos)

Senin, 19 Januari 2009

Pemenang Karya Tulis Pertamina

Wartawan Babel Pos Pemenang:
Lomba Artikel Pelumas Pertamina

Wartawan Babel Pos Bardian Saat Menerima Penghargaan dan Hadiah dari VP Pelumas Pertamina.
foto : ist

~ Satu-satu Pemenang dari Luar Pulau Jawa

SETELAH hampir setahun sejak dibukanya lomba, akhirnya Rabu (14/1) lalu, pemenang lomba penulisan berita dan artikel Pelumas Pertamina untuk wartawan se-Indonesia serta Olimart Award, diumumkan. Pengumuman pemenang dilaksanakan di Gedung Oil Center Lantai 6, Pertamina Pelumas, Jakarta.

Hal yang cukup membanggakan adalah, salah satu dari 7 pemenang adalah Bardian STP, wartawan sekaligus Redaktur Pelaksana Harian Babel Pos (JPNN Grup). Dengan kemenangan Bardian ini, berarti juga satu-satunya media yang berasal dari luar Pulau Jawa. Sementara pemenang lainnya media nasional dan lokal yang ada di Pulau Jawa. Seperti dari Republika, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Neraca, Wanita Indonesia, dan Berita Kota.
Menariknya pula, meski pemenang terdiri dari 7 orang, namun semuanya oleh dewan juri yang terdiri dari Arswendo Atmowiloto (Ketua merangkap anggota), Hedy Lugito (anggota), Ma’ruf Samudra (anggota) memutuskan ke 7 pemenang menjadi juara Favorit.

Hadir untuk menyerahkan hadiah dan penghargaan kepada pemenang antara lain Pimpinan Pertamina Pelumas, Hendrato Try Y dan Afandy, pihak Indodata Pratama yang menjadi Even Organizer Lomba Penulisan Berita dan Artikel Pelumas Pertamina, serta Olimart Award, dan para pemenang lomba.

Pada kesempatan tersebut, VP Pertamina Pelumas Hendrato Try Y dalam sambutannya berharap, dengan adanya lomba penulisan berita tentang Pelumas Pertamina ini, akan memacu para wartawan untuk lebih mengetahui dan memperdalam wawasan tentang Pelumas Pertamina. Hal ini menurutnya sangat penting agar Pelumas yang diproduksi dalam negeri namun berkualitas international ini lebih dikenal masyarakat luas.

"Bagaimanapun kita ingin masyarakat tahu bahwa Pelumas Pertamina adalah produk dalam negeri yang berkualitas," ujarnya.

Para pemenang, baik lomba penulisan berita dan artikel maupun Olimart Award dalam kesempatan tersebut, selain diberikan cenderamata, piagam juga sejumlah bonus. (red/babelpos)


Pemenang Lomba Penulisan Berita & Artikel
Pelumas Pertamina

NO. NAMA HARIAN

1. Bardian Babel Pos
2. Bidrmannata Republika
3. Prayogo P Harto Neraca
4. Alfons Suhadi Kedaulatan Rakyat
5. Agus Sulaeman Berita Kota
6 Dewi S. Muchtar Wanita Indonesia
7 H. Satrio Widianto Pikiran Rakyat

Kamis, 08 Januari 2009

Belitung

BELITUNG a Wonderful Island

Kepulauan di pantai timur Sumatera sejak lama menyimpan potensi besar di berbagai bidang. Pulau Singapura, Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung adalah beberapa contoh nyata. Selain karena posisinya yang strategis di kawasan Asia Tenggara, sumber daya alamnya pun telah lama dikenal dunia. Di paruh akhir tahun ini, sinar yang menyoroti Pulau Belitung semakin terang.

Belitung semakin terkenal ketika diangkat sebagai seting film Laskar Pelangi. Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama yang juga meledak di pasaran ini mengangkat ironi kemiskinan masyarakat Belitung di tengah pulau yang kaya. Di sisi lain, penggambaran secara dramatis latar belakang yang dominan dengan nuansa pulau terpencil, pantai, dan padang rumput itu menggugah kesadaran penontonnya akan kecantikan alam Belitung.

Belitung atau Belitong dalam dialek setempat adalah salah satu pulau utama di propinsi Bangka Belitung. Pulau dengan luas sekitar 480 ribu hektar ini dihuni oleh mayoritas etnis Melayu dan Tionghoa. Terdapat 189 pulau kecil yang mengelilingi pulau ini. Secara administratif, Belitung dibagi dua kabupaten, Belitung dan Belitung Timur, 9 kecamatan dan 69 desa.

Belitung sudah lama dikenal di dunia Internasional. Memiliki karakteristik alam yang mirip dengan Bangka, Belitung dikenal sebagai salah satu daerah penghasil timah dan merica utama di Indonesia. Selain itu, pulau ini juga memiliki penambangan pasir besi dan kaolin.

Walaupun wilayahnya tidak luas, Belitung memiliki kontur alam yang variatif. Di kelilingi oleh pulau-pulau kecil, Belitung memiliki pantai dengan pasir putih dan ombak yang tenang di tiap jengkal pesisirnya. Tak jauh dari situ, padang alang-alang dan perkebunan menjadi daya tarik tersendiri. Di bagian tengah, pulau ini memiliki tanah yang berbukit dengan puncak tertinggi bernama Gunung Tajam (500 meter dari permukaan laut).

Tanjung Pandan adalah ibukota Kabupaten Belitung dan juga kota utama di pulau ini. Hanya butuh penerbangan selama kurang dari satu jam dari Jakarta untuk sampai di Tanjung Pandan. Kota yang berbukit ini menawarkan beberapa objek wisata seperti Museum Geologi yang dilengkapi sebuah kebun binatang dan kolam renang Dayang Seri Pinai. Antara Juli dan Agustus, kota ini rutin menyelenggarakan sebuah festival budaya bernama Buang Jong.

Tak perlu lagi mendeskripsikan keindahan pantai di kepulauan yang ada di Pesisir Timur Sumatera. Keindahan mereka tak bisa diukir oleh kata. Berada di tengah kepulauan, Belitung dikelilingi puluhan selat dengan Selat Gaspar dan Karimata yang utama. Jadinya, pantai-pantai di sini berair tenang dan jernih, berpasir putih, dan berkontur landai.

Tanjung Binga, Tanjung Tinggi, dan Tanjung Kelayan adalah nama pantai terkenal di Belitung. Pantai tersebut terletak berdekatan sekitar 30 kilometer dari Tanjung Pandan. Keunikan mereka adalah ornamen alamnya berupa batu-batu granit besar yang terserak diantara pasir putih. Batu yang bisa mencapai tinggi lebih dari satu meter ini seakan disediakan alam sebagai menara pandang. Dari puncaknya, anda bisa membuang pandangan bebas ke segala penjuru.

Karena novel dan film Laskar Pelangi, Manggar, ibukota Kabupaten Belitung Timur mulai dikenal para pelaku pariwisata. Di pesisirnya berjajar pantai-pantai molek seperti Serdang, Burung Mandi, Malang Lepau, Pengepangan. Berbagai aktifitas santai, mulai dari sekedar bermain air, berjemur, hingga snorkeling, dan menyelam bisa dilakukan di pantai-pantai itu. Jika menginginkan variasi, anda juga bisa mengunjungi pemandian alam Tirta Surya, Danau Payak, dan Klenteng Dewi Kwan Im.

Tak jauh diseberang utara pantai Tanjung Binga, anda bisa mengunjungi Pulau Lengkuas. Selain pantai yang sempurna, daya tarik utama pulau ini terletak pada sebuah menara mercusuar yang dibangun oleh Belanda pada abad ke XIX. Karena pantainya yang berbatu, pengunjung harus turun dari kapal dan berjalan di air dengan kedalaman 1 meter untuk mencapai bibir pantai Pulau Lengkuas. Dari mercusuar ini, anda juga bisa menikmati keindahan Belitung dari jauh. (Rob/08)

dan ditambahkan dari berbagai sumber