Tradisi Mandi Belimau, Bangka
© 2012 M Hadi Sutrisno | p h o t o g r a p h y
Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah bagi umat Islam dan sebagian masyarakat kita punya cara tersendiri untuk menyambutnya.
Di Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung, masyarakat memiliki tradisi dalam menyambut datangnya bulan suci ramadhan yaitu mandi limau. Yaitu pencucian diri lahir dan batin dengan mandi air limau.
Tradisi mandi belimau diawali dengan ziarah ke makam tokoh masyarakat atau ke pahlawan yang sangat dihormati di Bangka Belitung. Tepatnya di Desa Limbung yakni Makam Depati Bahrein.
Setelah melakukan ziarah, masyarakat pergi ke tempat dimana diadakannya acara mandi belimau yang letaknya sekitar 15 kilometer atau setengah jam perjalanan dari Desa Limbung menuju Desa Kimak, Kabupaten Bangka dengan menggunakan perahu menyisiri Sungai Jada Bahrin. Di pinggir sungai inilah seratusan warga dari anak-anak hingga pejabat daerah Pemda Bangka berkumpul untuk mengikuti prosesi mandi.
Sebelum mandi, Haji Ilyasa yang juga keturunan Lima Depati Bhrein memimpin acara dengan menyiapkan kembang serta campuran ramuan lain kedalam dua gentong air.
Lalu para ulama pun membacakan doa-doa sebelum air gentong digunakan untuk mandi. Usai para ulama berdoa, barulah satu persatu warga di mandikan air belimau. Terlebih dahulu warga dianjurkan untuk berdoa apa saja untuk kebaikan dirinya.
Tradisi mandi belimau sudah ada sejak tiga ratus tahun yang lalu dan sempat berhenti. Namun sejak depalan tahun terakhir, tradisi ini dihidupkan kembali agar tidak hilang ditelan zaman. Tradisi ini biasanya digelar menjelang datangnya bulan suci ramadhan untuk mensucikan diri lahir dan batin.
Bagi warga setempat, dengan berdoa disaat mandi belimau diyakini semua doa akan dikabulkan. Selain mandi ditempat, air belimau pun banyak dibawa pulang oleh warga untuk dibagikan sanak keluarganya yang tidak sempat hadir dalam prosesi mandi belimau ini. (dox)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar